Seorang
sutradara perempuan yang satu ini, kembali menelurkan sebuah karya. Upi
Avianto, yang lebih dikenal dengan panggilan Upi. Setelah tahun 2016 lalu
sukses besar meraih lebih dari 3 juta penonton lewat film My Stupid Boss yang
merupakan adaptasi dari novel laris, kali ini Upi mengerjakan film atas
original screenplay yang ditulisnya sendiri, yang ia beri judul My Generation.
Berkisah tentang kisah 4 remaja milenial dengan segala realitas kehidupan dan
konflik kekinian yang mereka hadapi. Apakah My Generation bisa menjadi film
penanda jaman yang penting, atau hanya sekedar hiburan belaka?
|POSTER & TRAILER| Kesan
pertama yang timbul dari poster adalah My Generation itu bercerita tentang
remaja yang nakal. Apa itu benar? Ya itu memang kesan orang awam yang
melihatnya dari satu sisi. Kalau dilihat dari eksresi ke empat tokoh yang
dibilang ‘nakal’ itu, bahagia lepas. Nah mungkin kurang lebih seperti inilah My
Generation. Apa yang dilihat orang awam kebanyakan, belum tentu sesuai dengan
pikiran mereka. Poster colorfull dengan kecenderungan berwarna pink yang
biasanya identik dengan lucu, imut dan kalem, tapi warna pink di poster ini,
terlihat lebih garang. Dengan poster yang tak begitu ‘mulus’, ada seperti
tekstur robekan-robekan dan lipatan kertas, dan juga penggunaan font yang sering digunakan pada aliran music
metal, membuat warna pink disini menjadi punya definisi yang baru.
Kesan awal poster, kisah tentang anak ‘nakal’ juga di munculkan di
trailer. Namun tak cuma sekedar itu aja, tapi konflik setiap tokoh dan
interaksi antar orang tuanya, juga ditampilkan di trailer. Cuplikan singkat
yang cukup untuk membuat penonton berpikir, sebenarnya apa yang terjadi dengan
keempat tokoh itu? Rasa penasaran muncul, inilah hal penting yang seharusnya dibawakan
sebuah trailer.
|CERITA| Cerita tentang 4 orang sahabat,
Zeke, Konji, Suki dan Orly yang gagal pergi liburan gara-gara video kritik
mereka ke sekolah dan orang tua menjadi viral. Tapi mereka malah mengalami
banyak kejadian yang beragam, yang membuat mereka menjadi orang yang berbeda.
My Generation bercerita dengan sangat ngalir. Plotnya gak lurus-lurus aja,
numpuk-numpuk ceritanya, jadi membuat tempo berceritanya cepat, sehingga
penonton juga tak kehilangan fokus karena mengantuk atau yang lain. Sedari awal
penonton sudah disuguhi dengan konflik yang sangat menarik, dimulai dari
situlah My Generation mengenalkan masing-masing tokohnya. Cerita berjalan
dengan apa adanya, sembari konflik muncul mewarnai sepanjang film. Baik konflik
pribadi tokoh, dengan keluarganya, ataupun dengan sahabatnya sendiri-sendiri.
Upi berhasil membuat tokoh yang karakternya sangat kuat. Sampai penonton sangat
mudah bersimpati dengan setiap tokoh.
Sangat menarik untuk membahas My Generation. Film yang tak hanya
menghibur, namun juga menampilkan realitas yang saat ini ada, dan segala teori
dengan milenial, generasi kids jaman now, dan segala urusan itu, di putar
balikkan dengan fakta-fakta yang ada. Bagi remaja maupun orang tua, film ini
menjadi penting untuk menjadi bahan introspeksi diri, bahkan sampai keluar dari
pintu bioskop, penonton bisa bebas untuk sedikit merenung dengan kondisi saat
ini.
|VISUAL| Colorfull! Visualnya
cantik banget. Mulai artistiknya yang bener-bener berwarna dari segala sudut dan
segala tempat, kamar, yang di mobil, dan ah dimanapun asyik banget. Begitupun
dengan Make Up dan Wardrobenya yang asyik banget. Lanjut ke teknis, gambar yang
diberikan Upi juga dinamis, ada efek-efek zoom cepat di setiap habis cutting,
gaya yang dilakukannya disepanjang film ini asyik. Jadi tempo cerita yang
cepat, juga diimbangi dengan cuttingan yang pas. Untuk pengambilan angelnya
juga asyik, gak berlebihan, maupun sebaliknya, semuanya tepat pada porsinya.
|AUDIO| Hal pertama yang khas
dari film ini adalah musiknya, gaya-gaya anak sketchboard, dengan genre itu
yang bisa dibilang bukan genre yang ‘awam’ seperti pop, tentunya film ini ingin
memberikan dulu presepsi awal cerita anak ‘nakal’, tapi jangan berhenti disitu!
Setelah nonton filmnya, baru silakan berpendapat, karena ceritanya gak cuma
sekedar tentang ‘anak nakal’. Kembali lagi ke audio, it’s all good, semuanya
digarap secara rapih. Dialog, foley dengan penataan suaranya cakep.
|ACTING| Bagian ini menarik
untuk dibahas juga, mengingat Alexnora Kosasie, Arya Vasco, Bryan Langelo dan
Luthesa, yang merupakan 4 tokoh utama, adalah actor pendatang baru. Mungkin
diawal penonton masih ‘meraba’ untuk mengenali wajah mereka. Namun hal tersebut
tak akan berlangsung lama, karena mereka berakting dengan sangat baik! Mereka
berempat sukses untuk memberikan ruh atas setiap tokoh yang mereka perankan.
Walaupun terkadang ada bagian yang sedikit miss, namun itu tak menjadi hal yang
berarti. Untuk aktor lainnya, juga mampu membawa arus cerita berjalan dengan
baik, tak ada sesuatu yang jelek yang terlihat menganggu.
|KESIMPULAN| My Generation
adalah film yang penting. Bisa juga dibilang sebagai film penanda jaman. Tak
hanya sekedar menampilkan generasi kids jaman now yang tak berfaedah, namun My
Generation menampilkan konflik yang dalam dan kompleks. Semua konsep ini, juga
di dukung dengan penggarapan dan teknis yang cantik. #BanggaFilmIndonesia










0 komentar:
Post a Comment