Film Kok Putusin Gue, punya judul simpel tapi bisa jadi cukup mengena bagi
sebagian orang. Diracik dari novel laris dengan judul yang sama milik Ninit
Yunita, membuat film ini “sudah” memiliki calon penonton, yaitu para pembaca
novelnya. Selain itu, personil The Virgin yang mengisi posisi pemeran utama,
menjadi daya tarik tersendiri dari film ini, terutama bagi Virginity. Namun
apakah film ini benar-benar menarik?
|POSTER & TRAILER| Poster yang disusun dari potret tiga pemain utama, diberi
background, disusun sedemikian rupa, jadilah poster Film Kok Putusin Gue. Gak
ada yang special. Hasilnya biasa banget. Perkembangan dunia film Indonesia
tahun 2015 ini, sudah begitu pesat, termasuk juga desain posternya. Tapi
nampaknya, poster film ini gak mengikuti kemajuan itu. Sedangkan trailer
disuguhkan dengan biasa juga. Gak ada sesuatu yang bikin penonton greget untuk
nonton. Kurang diberi bumbu penasaran, jadi yaaa, berjalan begitu aja
trailernya.
|CERITA| Cerita film ini standar. Pembawaannya, plot cerita,
pemuncakan masalah, hingga penyeselaian masalah, digarap dengan biasa. Alurnya
sangat lambat. Sampai-sampai baru menit-menit awal aja, udah jenuh. Walaupun
semakin kebelakang, sedikit membaik, ya, hanya sedikit. Emosi penonton tidak
dimainkan. Kalau mau dicari saingannya, HeartBreak.com lah jawabannya. Tapi
eksekusinya, jauuuuuuh lebih keren HeartBreak.com.
|VISUAL| Angle pengambilan lumayan bagus, tapi gak spesial. Ada
beberapa yang goyang parah dan beberapa noise berlebihan. Kebanyakan Close Up yang nyrempet ke Extreme Close Up dan itu dilakukan
dengan durasi cukup lama dan berulang, itu mengganggu. Editing jelek, banyak
penyatuan shot yang gak punya makna, misal shot ke muka Dara trus cut to muka Dara tapi sedikit lebih
deket dari angle yang sama, kan gak punya motivasi yang jelas.
Artistik di film ini juga kurang digarap, hal yang simpel
dari kostum yang dikenakan pemain, gak ada yang benar-benar match, jadi terkesan “seadanya”. Begitu
juga dengan properti yang juga “apa adanya”. Begitu juga dengan make up yang gak terlalu pas dengan
setiap karakter tokoh.
|AUDIO| Suara castnya sih bagus, walau ada beberapa kali dubbingnya gak pas sama mulutnya, tapi
itu gak ganggu. Scoring film ini
minim, bahkan mungkin hampir gak terasa. Karena kebanyakan backsound pake lagunya The Virgin atau lagu soundtrack selain yang dibawakan The Virgin. Jatuhnya film ini jadi
kayak FTV.
Penempatan lagupun gak pas. Pernah waktu dialog, lagu udah
keluar dengan vocalnya, yang cukup mengganggu dialog yang sebenernya lagi
sedih. Lagu seru, tapi munculnya telat. Aku memang suka sama film yang punya original soundtrack sendiri, tapi bukan
berarti tiap adegan pakai lagu terus. Mungkin karena yang main film musisi,
jadi yaa, lagunya di “pakai” semaksimal
mungkin, tapi yaa gak gitu-gitu juga harusnya.
|ACTING| Dara The Virgin bukan sekali ini berakting. Sudah beberapa
FTV yang pernah dia mainkan. Tapi performanya di film ini standar. Datar. Dia
belum pegang karakter dengan kuat, akhirnya jadi gak maksimal. Gak tau tuntutan
naskah atau gimana, adegan nangisnya Dara juga begitu terekspos. Adegan ini
dilakukan berkali-kali, sesuatu yang menjemukan dan jelas gagal membuat
penonton ikut terharu secara instan.
Mitha The Virgin kasusnya juga gak beda sama Dara. Aktingnya
datar. Entah karena pendalaman naskahnya yang kurang, atau memang naskahnya
tidak mendukung untuk setiap pemain mengeksplore lebih setiap karakter yang
dimainkan.
Stefan William berada di tingkat pemain dengan akting paling
lumayan bagus. Tapi lagi-lagi gak spesial. Seperti saat nonton di FTV lah
kurang-lebih. Bahkan di beberapa adegan, dia berakting dengan cukup aneh.
Igor ‘Saykoji’ juga bermain biasa. Tak lebih baik dari saat
dia bermain di Mall Klender di tahun lalu. Pemain-pemain lain, seperti Sonita dan Zarry Hendrik, bermain dibawah
pemeran utama. Antara tanggung, aneh, ragu-ragu, dan gak punya karakter yang kuat.
|KESIMPULAN| Melihat sejarah novel Ninit Yunita yang telah melahirkan
film-film keren, seperti Kukejar Cinta ke Negeri Cina dan Test Pack, maka Kok
Putusin Gue, berada di tingkat yang paling bawah dibanding dua pendahulunya.
Tapi walaupun begitu, menonton film ini tetap bisa membuat penonton sedikit
tertawa di beberapa bagian. Apalagi buat Virginity maupun fans dari Stefan
William, kalian bisa puas lihat idola kalian di layar lebar selama hampir dua
jam. #BanggaFilmIndonesia












Rating 3/5 berarti lumayan nih :D
ReplyDeleteLumayan secara teknis gambar, tapi secara emosi, lumayan datar, tapi gak ada salahnya buat di tonton =D
Delete